Semua berubah semenjak kamu kenal dia
Ah, aku tidak tahu kapan dan bagaimana semua itu bermula. Awalnya hanya sekedar bertukar kabar saja, bukan? Sekarang sudah sejauh mana? Aku tidak tahu. Aku tidak paham!
Katamu, dia adalah penyemangatmu akhir-akhir ini. Kau seperti memiliki teman baru dalam duniamu. Teman yang selama ini kamu cari.
Teman ceritamu hingga larut malam.
Teman canda guraumu setiap pagi.
Teman keluh kesahmu saat kau merasa putus asa.
Teman yang bisa mendengarkan apapun ceritamu.
Kau bilang dalam hatimu, "Dia teman yang sangat perhatian. Aku tidak ingin jauh-jauh darinya." Lalu kau pun tersenyum. Menatap layar ponselmu dan kembali mengetik pesan untuknya.
Setiap hari, apapun percakapannya, kau selalu suka. Kau bahkan merindukannya ketika pesanmu tak berbalas olehnya. "Kemana saja dia?" batinmu.
Lantas, aku berpikir. Kemana saja peranku selama ini?
Apakah semua sangat mudah tergantikan begitu saja?
Apakah aku tidak penting lagi untukmu?
Aku benar-benar tidak tahu.
Aku takut.
Awalnya aku pikir, semua baik-baik saja. Sama seperti biasanya. Berjalan sebagaimana mestinya.
Ternyata aku salah. Semua memang tidak baik-baik saja. Dan, kau tahu? Tuhan selalu punya banyak cara untuk menunjukan sesuatu pada makhluknya.
Tapi, lagi-lagi aku salah! Semuanya terasa sangat menyakitkan ketika aku tahu apa yang sebenarnya.
Oh Tuhan, rasa sakit apalagi yang sedang aku hadapi hari ini?
Dadaku seperti terhimpit oleh batu besar. Berat sekali rasanya untuk bernapas saja. Air mataku seolah tidak mau kuajak berhenti.
Aku menangis lagi, Tuhan.
Hari ini aku menangis lagi.
Ini semua terasa menyesakan.
Ini semua berhasil membuat hatiku remuk redam.
Lagi.
Dan lagi.
Kamu adalah temanku. Bagiku, kamu adalah segalanya.
Hey, lihatlah aku. Jangan berpaling lagi dariku. Aku ada disini. Disampingmu. Menemanimu.
Tolong, jangan bersedih lagi. Ceritakan saja semuanya padaku. Apapun itu akan aku dengarkan. Aku mohon. Anggaplah aku sebagai temanmu yang sesungguhnya.
Ini aku. Temanmu yang dulu sangat kamu sayangi.
Ini aku. Kembalilah padaku. Seperti dulu.
Ini aku. Lupakanlah dia. Aku mohon.
Ini aku.
Ini aku.
September, 2020.
Komentar
Posting Komentar